Monday 20 June 2011

IMPULSIF

Saya inget banget, waktu kelas 4 SD pernah izin minta pulang di tengah pelajaran.

Waktu itu mendung, dan tiba-tiba saya kangen ibu. Padahal ibu gak kemana-mana gitu, di rumah aja.

Pokoknya pengen ketemu Ibu.

Saya izin ke bu guru, ditemenin sama temen-temen. Bilangnya sih gak enak badan.

Yang penting bisa pulang deh.

Terus saya pulang naik jemputan.

Dan ketemu Ibu di rumah.

Ibu kayak agak kesel karena saya izin pulang terus (kemaren-kemarennya juga udah pernah izin sih).

Tapi kayaknya Ibu seneng juga, karena di rumah cuma berdua sama mpok.


Entah kenapa kalo mendung saya selalu inget Ibu.


Sekarang juga.

Friday 17 June 2011

Dost thou love me?



I know thou wilt say "Ay",
and I will take thy word.
Yet, if thou swear'st,
thou may'st prove false.
O gentle Romeo, if thou dost love,
pronounce it faithfully.
Lady, by yonder blessed moon I vow,
that tips with silver all these fruit tree tops...
O swear not by the moon,
the inconstant moon that monthly
changes in her circled orb,
lest that thy love prove likewise variable.
What shall I swear by?
Do not swear at all.
Or, if thou wilt,
swear by thy gracious self
which is the god of my idolatry,
and I'll believe thee.

Aiiih, jadi pengen belajar sastra inggris deh~
Waktu ke bookfair tahun lalu beli buku yang ngulas screenplay Merchant of Venice. Dan sampe sekarang belum dibaca.
Grrraaaaaaaaaaarrr.

The Clock is Ticking dan Nyai Ontosoroh




Another vid from girl effect.
Pengen ikutan gerakan ini deh saya, tapi bingung juga harus mulai dari mana. Kalo di Indonesia sendiri masalahnya bukan di diskriminasi gender kayaknya. Di sini, di pelosok atau di kota, mau perempuan mau laki-laki, kalo miskin ya pada susah sekolah kan ya ==
Di daerah mana ya yang masih ada anak 12 tahun dinikahin? (kecuali kasus si siti ulfah sama kiayi itu)
Oh iya, ngomong-ngomong soal kiayi saya jadi inget tokoh Nyai Ontosoroh di novel Bumi Manusia (gak ada hubunganya juga sih sama kiayi, kecuali belakangnya sama-sama -yai).
 Nyai Ontosoroh itu kereeeeen banget. Waktu masih kecil (13 tahun ya kalo gak salah), dia dijual sama bapaknya buat jadi istri simpenan bos bapaknya. Si bos orang Belanda besar gede, namanya Tuan Mellema. Awalnya gak mau kan Nyai, tapi sama bapaknya dipaksa. Untung si Nyai mentalnya baja banget, dia terima deh kehidupan baru sebagai selir si bos (walaupun jadi kesumat sama orangtuanya).
Nyai Ontosoroh juga bertekad untuk gak jadi selir yang gak ditindas, jadi semangat belajar deh.  Si bos jadi sayang beneran sama Nyai, jadi dia ngajarin Nyai macem-macem. Mulai belajar baca, bahasa Belanda, bisnis, ngatur perusahaan, dll. Saban hari juga Nyai ikut baca buku-buku si bos.. Bueda banget sama selir-selir pada umumnya, orang-orang juga pada segan (termasuk si tokoh utama, Minke). Sampe akhirnya nanti si Nyai take over Tuan Mellema punya bisnis, lantaran si bos jadi gila (lagian si bos main ke rumah pelesiran engkoh-engkoh).
Salut banget deh sama Nyai Ontosoroh. Mau mengubah nasib dengan belajar, walaupun statusnya cumin istri simpenan.
You rooooock Nyai Ontosoroh \m/
(Katanya bumi manusia mau dibikin filmnya. Wuaah, Minkenya Lukman Sardi dooooong~)

Tuesday 14 June 2011

The Girl Effect

Have you ever seen this?


I'm so into this. Banyak perempuan yang terzolimi di seluruh dunia. Laki-laki juga ada yang sengasara, tapi bukan karena dia laki-laki. Banyak perempuan yang dizolimi karena status dia sebagai perempuan. Bahkan mereka gak dapet hak primer sebagai manusia, kayak sekolah, nolak untuk dinikahin paksa, dsb. Jadi inget ceritanya ibu Kartini..
Tapi gerakan ini bukan sekedar nuntut persamaan jender belaka. Lagian saya juga gak percaya sama persamaan jender, udah jelas-jelas laki-laki dan perempuan itu beda.

Kata videonya: 

IT'S NO BIG DEAL
JUST THE FUTURE OF HUMANITY
Perempuan melahirkan para lelaki, yang nantinya akan jadi pemimpin.

(Dan bukan, ini bukan gerakan feminis)